Oleh: Siti Tania Arfadila
Editor: M. Dzauhar
Demam k-pop tentunya sudah semakin marak di banyak kalangan. Dari anak-anak usia 10 tahun bahkan hingga orang dewasa di usia 27 tahun. Berdasarkan hasil survey oleh situs berita daring Kumparan, 57% fans k-pop berada di rentang usia 12-20 tahun sedangkan 42% ada di usia 21-30 tahun.
Dari hasil survey tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas fans k-pop adalah usia remaja di mana pada usia tersebut, identitas mereka belum sepenuhnya terbentuk. Bagi mereka yang jatuh cinta dengan Idol k-pop, ada beberapa hal baik yang bisa didapatkan.
Dari mulai minat kursus bahasa Korea, ambisi untuk kuliah ke Korea Selatan sampai belajar budaya nya itu sendiri. Namun, bagaimana ceritanya bagi mereka yang tidak menyukai group k-pop?
Di kutip dari situs pertanyaan daring Quora, ada beberapa poin yang menjadi alasan orang tidak menyukai group k-pop
1. Idol K-pop Bukanlah Musisi, Melainkan Produk
Hampir semua kisah terbentuknya sebuah boy/girl group di Korea Selatan adalah sama. Sebelum menjadi Idol, mereka akan melewati sebuah proses yang nama nya audisi. Dari audisi tersebut, mereka akan berkompetisi akan skill dance dan menyanyi.
Tak hanya skill seni, penilaian berdasarkan wajah pun dijadikan prioritas. Peserta terpilih kemudian harus mengikuti training sampai batas waktu yang ditentukan, dari yang hanya 1 tahun bahkan sampai bertahun-tahun.
Lalu mereka diisolasi untuk kemudian dilatih dan divermak agar sesuai konsep. Pengarang lagu menciptakan lagu untuk mereka sebagai persiapan menuju debut. Dari sana lah kemudian karir sang Idol menjadi tanggung jawab agensi dan agensi entertainment mulai mengatur strategi marketing nya.
2. Konsep Musik Yang Monoton
Idol group K-pop sendiri sebenarnya bukan hal baru di Korea Selatan. Mereka telah ada sejak awal tahun 1990-an yang dikenal sebagai generasi pertama. Dewasa ini memang semakin banyak idol group baru yang bermunculan dengan konsep baru dan fresh, serta berlomba-lomba membuat musik yang berkualitas.
Dilansir dari majalah The Korea Times, sebagian besar grup k-pop nyatanya hanya menjadi mangsa komersialisme ekstrim yang dipromosikan oleh agensi yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek.
Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada konsep musik yang dibawakan. Tak terhitung ada berapa banyak idol group yang comeback lebih dari 3x dalam setahun. Agensi hanya memprioritaskan keuntungan daripada konten musik
3. Crazy Rich Idol Dalam Musik Video
Jika diperhatikan dengan seksama, Idol group k-pop selalu ditampilkan sebagai sosok yang fashionable dalam musik video yang disajikan. Diilustrasikan sebagai orang kaya yang foya-foya dan royal mulai dari tata rambut, kacamata, topi, kostum dan tas.
Menurut Ysak, bos Warner Musik Indonesia, kualitas vocal tidak terlalu dipentingkan karena yang diutamakan adalah personal branding Korea yang kuat akan fashion nya.
Comments