Oleh: Lalla Aesya Putri
Editir: M. Dzauhar Azani
Indonesia saat ini kekurangan stock alat kesehatan terutama APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan oleh para tenaga medis yang sangat membutuhkan untuk menanggulangi virus Corona, maka Indonesia mendatangkan APD dari Tiongkok melalui bantuan maupun pembelian langsung.
Pemerintah pusat mendistribusikan APD tersebut ke sejumlah daerah. Di DKI Jakarta ada 40 ribu APD, sementara Jawa Tengah mendapat bantuan 10 ribu APD yang ternyata datang datang dari Tiongkok.
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah terkejut karena terdapat tulisan ‘Made in Indoensia’ alias buatan Indonesia pada APD berupa baju coverall tersebut.
“
Yang menarik, ini diambil dari China, ternyata ini Made in Indonesia. Ini sesuatu produk yang luar biasa, semoga ini jadi pembelajaran,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang. Selasa (24/3/2020) seperti dikutip dari Detik.com
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan penjelasan mengenai produk APD yang diimpor dari Tiongkok tersebut. Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengatakan bahwa APD itu memang dibuat di Indonesia, tapi pemilik produk tetap pihak luar negeri.
Realita Sistem Offshoring
Kejadian pembelian APD tersebut merupakan salah satu gambaran realita dari sistem Offshoring yang marak dalam dilakukan oleh negara-negara industrial dalam menjalankan bisnisnya.
Offshoring adalah strategi yang melibatkan pemindahan operasi, manufaktur, atau layanan pelanggan ke lokasi di luar negeri yang berbiaya rendah. Tujuannya adalah pengurangan biaya dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja, biaya barang, atau perpajakan.
Di beberapa negara, offshoring mendapatkan reputasi buruk karena kekhawatiran terdapat praktik yang tidak adil dengan mengambil keuntungan dari upah asing yang rendah dan mempromosikan tenaga kerja dibawah standar.
Terkait kasus APD ini, pihak Tiongkok menggunakan tenaga kerja Indonesia untuk mengurangi pengeluaran upah kerja. APD yang dijahit oleh tangan-tangan buruh Indonesia tersebut merupakan milik orang Tiongkok, maka APD tersebut memang harus dikirim ke pemiliknya di Negara asal. Pemilik APD tersebut bisa menjual kembali ke Indonesia atau ke Negara lain.
Dilansir dari Detik.com, Agus mengatakan, “Pabrik APD memang banyak berada di Indonesia. Bahkan tidak hanya APD, banyak produk terkenal seperti pakaian, sepatu, tas, dan lain-lain yang pabriknya juga berada di Indonesia”.
Indonesia memang mempunyai tangan-tangan terampil yang berbakat dan rapi dalam mengerjakan produk, upah buruh yang murah menjadi daya tarik Negara lain untuk melakukan praktik offshoring di Indonesia. Jadi, jangan heran jika APD bantuan Tiongkok atau beli di Tiongkok tapi Made in Indonesia.
Namun di satu sisi, ini menjadi cambukan bagi bangsa Indonesia untuk dapat lebih mengembangkan sektor industri, agar selain dapat mewujudkan kemandirian ekonomi juga menurunkan pengeluaran devisa di kala genting.
Comments