Oleh: Tania
Animasi karya Studio Ghibli memang selalu memanjakan penonton dengan view pedesaan atau daerah semi urban yang bernuansa hijau. Seperti yang disampaikan Hayao Miyazaki dalam sebuah interview Oscars 2009 bahwa kecintaan nya terhadap alam sebagai bentuk apresiasi dalam membuat animasi.
1. Naluri untuk Kembali ke Alam
Dalam film Only Yesterday (1991), Taeko selalu merasa jenuh hidup di pusat kota Tokyo. Keinginan nya sedari SD untuk berlibur ke desa akhirnya tercapai saat ia berusia 27 tahun. Apa yang dirasakan oleh Taeko, seperti sebuah konsep Biophilia Hypothesis yang dipopulerkan oleh Edward O Wilson. Yaitu, kecenderungan universal manusia untuk mencintai Alam dan kembali ke Alam.
2. Jika Kamu Menjaga Alam, Maka Alam Akan Menjagamu
Pertemuan Mei dan Satsuki dengan Totoro (dewa gunung) dalam film My Neighbor Totoro (1988) diyakini sebagai keberuntungan dan tanda diberkati oleh alam. Pola pemikiran kepercayaan Shinto, Budha, dan Konfusianisme pada masyarakat Jepang yang meyakini bahwa setiap makhluk punya jiwa.
Tidak ada perbedaan antara manusia dengan hewan atau tumbuhan. Berdasar pada kepercayaan itulah, masyarakat Jepang menjadi semakin menghormati alam dan lingkungan yang ada di sekitar mereka.
3. Alam Juga Perlu Keseimbangan
Ambisi Lady Eboshi dalam film Princess Mononoke (1997), ialah untuk membunuh Deer God agar ia dapat membangun kota serta kehidupan modern, adalah sebuah ilustrasi keserakahan manusia di dunia nyata yang tidak memperhatikan keseimbangan alam itu sendiri.
Keseimbangan alam perlu disinergikan untuk meminimalisasi risiko bencana yang kerap terjadi akibat kelalaian manusia itu sendiri.
Selain 3 film di atas, tentunya masih banyak film animasi Ghibli yang juga berkaitan dengan isu lingkungan. Sebut saja Pom Poko (1994), Spirited Away (2001), Ponyo on the Cliff by the Sea (2008), Nausicaa the Valley of the Wind (1984) dan lain-lain.
Comments