Oleh: M. Dzauhar
Editor: M. Dzauhar
Beberapa hari lalu tepatnya Jumat (15/8), diberitakan seorang pria berumur 55 tahun meregang nyawa setelah gantung diri di rumahnya, Nyutran, Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta.
Dilansir dari beragam situs berita daring, Pria yang bernama Budi Setyanto ini, ternyata terdaftar sebagai seorang dosen yang mengajar di Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Menurut penuturan rekan-rekannya, beliau dikenal ahli dalam bidang ilmu dasar, kalkulus, medan listrik magnet, pengolahan isyarat, dan telekomunikasi. Bahkan dari penelusuran lewat situs Google Schollar, beliau telah menerbitkan artikel jurnal ilmiah sebanyak 38 judul yang sudah diakui baik tingkat nasional maupun internasional.
Penyebab dosen yang mendapatkan IPK Cumlaude sebesar 4,00 untuk jenjang S3 ini, ialah depresi akibat penyakit gangguan syaraf dan hormonalnya yang tidak kunjung sembuh terhitung sejak 3 bulan terakhir.
Manusia Cerdas Lainnya yang Juga Bunuh Diri
Budi Setyanto menjadi contoh dari sekian mereka yang dianugerahi kecerdasan tetapi akhirnya gugur dalam mengadapi persoalan .
Mulai dari George Eastman, seorang penemu film gulung untuk kamera. Bahkan merknya yaitu Kodak cukup merajai pasar kamera sekitar abad ke-20. Tidak disangka pria kelahiran New York 1854 ini, merenggang nyawa lewat sepucuk pistol yang ditembakan ke kepalanya pada 14 Maret 1932 dan meninggal pesan berbunyi, Pekerjaan saya sudah selesai untuk apa menunggu lagi?”.
Kemudian Edwin Amstrong yang menemukan Radio FM. Sampai saat ini karyanya terus hidup menghibur orang-orang kala macet lalu lintas. Namun belum pernah diunkap bahwa karyanya ini sempat dihalangi oleh Radio Corporation of America karena penemuannya akan menganggu Radio AM sehingga membuatnya tertekan dan meregang nyawa setelah melompat dari lantai 13 pada 1 Februari 1954
Hingga Wallace Carothers yang menemukan Serat Nilon. Karyanya menjadi sebuah inovasi mutakhir dalam ranah tekstil, karena keunggulan bahannya yang ringan, kuat, dan awet. Meski kemudian mendapat peluang penelitian yang fundamental, tetapi di saat itu pula menderita inventor’s block atau pikiran buntu untuk menghasilkan karya baru. Akhirnya ia meregang nyawa pada 29 April 1937 setelah menenggak racun.
Selain itu masih banyak mereka yang bernasib sama seperti Ludwig Boltzmann penemu Mekanika Statisktika yang bunuh diri pada 5 September 1906 setelah gantung diri, Hans Berger penemu perekam gelombang otak yang bunuh diri pada 1 Juni 1941 setelah gantung diri, dan Nicolas Leblanc penemu soda api dari garam yang bunuh diri pada 16 Januari 1806 setelah menembakan diri dengan pistol.
Rentannya Orang Cerdas Bunuh Diri
Dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal Neuron di Kanada dan Amerika, penyebab mengapa orang cerdas rentan mengalami gangguan psikis lalu bunuh diri, dapat dilihat bahwa ada kandungan protein khusus dalam otak orang cerdas yang juga terdapat pada otak pasien gangguan jiwa, terutama skizofrenia dan gangguan bipolar.
Berbeda dengan jurnal tersebut, dilansir dari Suara seorang spesialis kejiwaan dari AS, dr. Nicholas Pediaditakis mengungkapkan, bahwa penyebab orang cerdas rentah bunuh diri akibat penggunaan fungsi otak yang bertugas menjalankan fungsi sosial tidak digunakan secara maksimal.
Comments