Oleh: Tania
Editor: Muhammad Dzauhar Azani
Siapa yang tidak tahu SpongeBob? Spons berwarna kuning berbentuk persegi empat yang hidup di sebuah kota bernama Bikini Bottom dan memiliki sahabat bintang laut berwarna pink. SpongeBob SquarePants yang diluncurkan oleh perusahaan United Plankton Pictures Inc ini adalah sebuah serial animasi paling populer di Nickelodeon sejak tahun 1999.
Namun siapa sangka, ada beberapa sisi gelap yang dimiliki SpongeBob. Salah satunya adalah beberapa penyakit mental berikut yang kerap ditampilkan di beberapa episodenya:
1. Agoraphobia
Pernah melihat seseorang yang sangat ketakutan meski di ruang terbuka? Dalam ilmu psikologi, hal tersebut disebut dengan Agoraphobia. Dilansir dari situs barends psychology.com, Agoraphobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan kegelisahan dalam situasi di mana pelarian mungkin sulit atau bantuan mungkin tidak tersedia.
Orang dengan agorafobik sering takut akan keramaian atau ruang terbuka, karena bisa membuat mereka terjebak dan tidak berdaya. Sama seperti yang pernah terjadi pada SpongeBob. Di episode ketika SpongeBob mematahkan pantatnya, SpongeBob mengalami ketakutan untuk pergi keluar rumah. Ia mengalami kecemasan serta disfungsi ekstrim dan khawatir jika lingkungannya akan membuatnya semakin merundungnya.
2. Dissociative Identity Disorder (Multiple Personality)
Dalam episode di mana SpongeBob bertemu dengan Doodlebob (gambar SpongeBob yang ia gambar sendiri menggunakan pensil ajaib), yang mana Doodlebob ini direpresentasikan sebagai karakter SpongeBob versi jahat.
Menurut World Health Organization, Dissociative Identity Disorder, yang sebelumnya dikenal sebagai Multiple Personality Disorder (MPD), adalah penyakit mental yang ditandai oleh setidaknya dua keadaan kepribadian yang berbeda dan relatif tahan lama.
Kepribadian ini cenderung memiliki penampilan fisik, suara, dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Karakter Doodlebob diilustrasikan sebagai sosok yang keras kepala, bodoh, dan berbeda secara fisik dibandingkan karakter asli SpongeBob.
3. Bipolar I Disorder (Bipolar Affective Disorder/Episode Manik)
Di episode 7a yang berjudul "Hall Monitor", terdapat scene di mana SpongeBob berusaha melindungi Bikini Bottom. SpongeBob menunjukkan gejala manik nya, yang membuat orang-orang di sekitarnya menganggap nya orang gila.
Dalam ilmu psikologi, gejala maniak kerap kali disebut Bipolar Affective Disorder atau bipolar tipe 1, keadaan di mana seseorang mengalami episode tertinggi yang ekstrim lalu kemudian menuju periode depresi titik rendah yang ekstrim. Gejala maniak membuat seseorang melakukan pekerjaan yang sebenarnya sia-sia. Dan SpongeBob mengalami suatu periode depresi dalam jangka waktu lama.
4. Dissociative Fugue (Psychogenic Fugue)
Dilansir dari psychologytoday.com, Dissociative Fugue adalah keadaan psikologis seseorang yang kehilangan identitas aslinya karena terlibat dalam beberapa bentuk perjalanan yang tidak terduga. Orang yang mengalami fugue disosiatif bisa saja secara tiba-tiba menemukan diri mereka di suatu tempat.
Seperti yang dialami SpongeBob pada episode "Nature Pants", SpongeBob secara tiba-tiba bergabung dengan ubur-ubur di alam liar dan berfikir bahwa ia termasuk bagian dari mereka. Bahkan ia lupa bahwa dirinya hanyalah sebuah spons. Ia menjatuhkan segala sesuatu dalam hidupnya, melupakan masa lalu dan memulai kehidupan baru.
5. ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder)
Dalam episode "Procrastination", SpongeBob menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencoba menulis sebuah essay. Essay yang ia gunakan sebagai pre-test untuk mendapatkan lisensi berperahu.
SpongeBob menjadi orang dewasa paruh baya yang belum memiliki lisensi berperahu. SpongeBob telah berusaha selama bertahun-tahun dan masih belum bisa melewati kelas Mrs. Puff. Hal ini bisa berasal dari penyakit ADHD yang diidapnya.
Pada dasarnya, ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang sulit memusatkan perhatian serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. Sama halnya yang dirasakan SpongeBob ketika ia sering kehilangan konsentrasi dan terdistraksi.
Comments