Oleh: Bambang
Selain sebagai negara maritim, Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris. Hal ini karena sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan bercocok tanam. Indonesia juga dikenal memiliki banyak hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertanian selalu dirundung oleh berbagai masalah. Sungguh ironi mengingat status Indonesia sebagai negara agraris. Berikut beberapa permasalahan pertanian di Indonesia.
Pertanian Yang Dipandang Sebelah Mata
Banyak dari masyarakat yang menganggap sepele pertanian. Anggapan bahwa pertanian berarti ujung-ujungnya akan bekerja di sawah atau mencangkul di lading masih tertanam kuat.
Citra negatif ini didasari karena tidak adanya bukti kuat bahwa bertani adalah sesuatu yang menjanjikan. Meski, tidak semua petani itu miskin. Namun, kebanyakan ekonomi petani masih termasuk dalam kelas menengah ke bawah.
Krisis Regenerasi Petani Muda
Ini merupakan kelanjutan dari masalah pertama, dimana generasi muda pun ogah untuk terjun dalam sektor pertanian. Hal ini terlihat dari statistik BPS yang menunjukkan bahwa 61% petani berusia di atas 45 tahun. Padahal generasi muda adalah kunci keberhasilan sektor pertanian.
Rantai Perdagangan Yang Merugikan Petani
Dalam pemasaran produk-produk pertanian adalah masih terdapat kesenjangan dalam pembagian keuntungan di antara distributor/tengkulak dengan petani. Petani menjadi pihak yang paling sedikit memperoleh keuntungan.
Keuntungannya tak seberapa ini, belum dihitung dengan kerugian ketika cuaca tidak mendukung ataupun serangan hama. Hal inilah yang menyebabkan pekerjaan sebagai petani terlihat tidak menjanjikan.
Permodalan Yang Minim
Kesulitan yang juga sering menimpa petani adalah mencari modal. Usaha tani yang tidak bisa memberi kepastian karena bergantung pada alam, menyebabkan pemberi kredit enggan mengeluarkan duit kepada wirausahawan di bidang pertanian.
Sama seperti bisnis di bidang lainnya, usaha tani tentu membutuhkan modal untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, dan membayar tenaga kerja.
Alih Fungsi Lahan
Inilah masalah utama yang selalu terjadi setiap tahunnya, terutama di Pulau Jawa, menginngat padatnya penduduk di sana serta tingkat kebutuhan yang juga tinggi. Lahan-lahan yang diubah menjadi perumahan dan gedung-gedung bertingkat, membuat ketersediaan lahan pertanian semakin minim.
Hal ini berdampak juga pada produktivitas pertanian. Produktivitas yang tidak seberapa ditambah dengan lahan yang semakin sempit menyebabkan perekonomian petani semakin terhimpit.
Comments