Oleh: Hisyam
Indonesia terkenal dengan deretan pegunungannya yang indah. Bahkan keindahannya sudah terdengar hingga ke mancenagara. Selain pendaki dari dalam negeri, pendaki asal mancangera juga terlihat sering berdatangan untuk berkunjung ke beberapa gunung di Tanah Air.
Setiap gunung yang ada di Indonesia sejatinya punya karakter dan keunikannya masing-masing. Mulai dari ketinggian, struktur, vegetasi, hingga jalur pendakiannya sangat bervariasi. Selain dikenal dengan pemandangannya yang indah, sejumlah pegunungan di Indonesia juga terkenal akan jalur pendakiannya yang sulit.
Tak bisa didaki oleh sembarang orang, dibutuhkan pengalaman serta keahlian khusus untuk melewati alam liarnya. Nah, kalau kamu cukup tertantang untuk mendaki gunung dengan medan yang sulit, berikut rekomendasi gunung di Indonesia yang ekstrem.
Gunung Cartenz, Papua
Menjadi gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Cartenz termasuk salah satu gunung yang memiliki medan pendakian ekstrem. Dengan ketinggian mencapai 4.884 mdpl, puncak Cartenz adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang diselimuti salju abadi. Udara dingin tentu jadi kendala terbesar para pendaki yang ingin pergi ke sana.
Bayangkan, di lereng gunungnya saja suhu bisa mencapai 10 derajat celcius. Semakin dekat ke puncak gunung, maka suhunya bisa sampai 0 derajat celcius. Oksigen yang tipis membuat pendaki harus berhati-hati saat mendaki sebab hal ini bisa membuat seseorang mudah terkena hipotermia.
Gunung Latimojong, Sulawesi Selatan
Gunung ini terkenal dengan medan pendakiannya yang cukup berat. Tanjakan ekstrem, trek yang berliku, bebatuan cadas dan tajam jadi pemandangan yang akan kamu temui saat mendaki Gunung Latimojong. Para pendaki juga harus melewati derasnya sungai dan berjalan di atas kayu tipis di atasnya.
Bahkan di beberapa titik pendaki harus meniiti pinggiran jurang dan berpegangan erat pada akar-akar pohon. Dengan ketinggian 3.680 mpdl, Gunug Latimojong memiliki tingkat kemiringan yang esktrem hingga 70 derajat.
Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan khusus untuk bisa sampai ke puncak gunung. Selain stamina dan keahlian lebih, perlengkapan mendaki pun harus lengkap. Tali-temali dan alat lainnya diperlukan untuk memanjat tebing curam.
Gunung Leuser, Nanggroe Aceh Darussalam
Keganasan dan ekstremnya jalur pendakian Gunung Leuser jadi tantangan tersendiri bagi pendaki profesional. Di sini, kamu tidak akan menemukan jurang atau pun tebing yang curam, tapi para pendaki akan dihadapi dengan hutan lebat belantara yang dihuni oleh hewan-hewan buas di dalamnya seperti harimau dan badak Sumatera
Sebagai bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, puncak tertinggi gunung ini ada di ketinggian 3.404 mdpl. Untuk mencapai puncak gunung dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, sekitar 9 sampai 10 hari tergantung cuaca dan kondisi fisik pendaki itu sendiri. Dikali dua dengan perjalanan pulang, maka total yang dibutuhkan untuk menaklukan Gunung Leuser adalah 20 hari.
Gunung Raung, Jawa Timur
Menduduki tiga wilayah di Jawa Timur, yakni Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, Gunung Raung memiliki ketinggian 3.332 mdpl. Untuk menaklukan Gunung Raung dibutuhkan keahlian khusus karena para pendaki harus berjibaku melewati tebing curam yang kanan kirinya adalah jurang.
Demi mencapai puncak, para pendaki juga harus menyebrang dari tebing satu ke tebing lainnya dengan menggunakan seutas tali. Keahlian panjat tebing tentu sangat dibutuhkan mengingat treknya sangat terjal. Terlepas dari itu semua, Gunung Raung terkenal angker.
Hal ini dapat kamu rasakan saat melihat nama-nama posnya, seperti Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Meski begitu, hal tersebut tak lantas mengurungkan niat para pendaki untuk menyambangi gunung satu ini.
Gunung Kerinci, Jambi
Gunung Kerinci jadi gunung tertinggi di Sumatera dengan tinggi mencapai 3.805 mdpl. Gunung ini masih termasuk bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Hewan buas seperti harimau Sumatera jadi ancaman para pendaki yang ingin menaklukan Gunung Kerinci. Biasanya, harimau banyak ditemukan di bawah tebing di ketinggian 1.500 mdpl.
Selain hewan buas, udara yang dingin serta trek yang terjal tentu jadi kendala para pendaki. Angin pegunungan yang kerap menghampiri membuat para pendaki mudah lelah dan menggigil. Tak jarang hujan es juga sering terjadi sehingga hipotermia jadi hal yang patut diwaspadai.
Comentários