top of page
Writer's pictureGenius Media

Rumah Sakit untuk Pecandu

Oleh: Robi Gunawan S.

Editor: Muhammad Dzauhar Azani

Sebuah gambar penanganan pecandu di sebuah rumah sakit milik misionaris di Bandung (Sumber : Tekstboektje behoorende bij de anti-opium film “Rawana”)

Pada 24 Oktober lalu, diperingati sebagai hari dokter. Tahukah pembaca sekalian mengapa hal tersebut harus diperingati? Hal ini menandakan bahwa pentingnya posisi dokter bagi masyarakat. Dokter memiliki peranan penentu kesehatan masyarakat suatu daerah


Salah satu kasus yang penulis temukan adalah bagaimana para dokter zaman Hindia Belanda berjibaku dengan realitas masyarakat abad 19-20 awal yang mana saat itu opium atau candu menjadi konsumsi massal bagi kalangan pekerja.


Hal tersebut dapat digambarkan dari buku berjudul Candu Tempo Doeloe : Pemerintah, Pengedar Dan Pecandu 1860 – 1910 karya James R. Rush, bahwa penggunaan Opium mulai masif seperti layaknya penyalahgunaan narkoba pada zaman ini, dimulai sejak tahun 1830.

Hal itu ditengarai terkena pengaruh dari adanya sistem kerja paksa. Opium dipakai oleh orang-orang Jawa sebagai obat stimulan, yang artinya obat pegal setelah bekerja.


Terkhusus di Karesidenan Cirebon, meskipun tidak sebanyak karesidenan lainnya di Pulau Jawa, pengonsumsian Opium di Cirebon cukup signifikan. Hal itu dibuktikan melalui Staatsblad tahun 1852 dengan 1853, yang mana pada tahun-tahun tersebut sistem tanam paksa mulai menguat terutama di perkebunan tebu.

Betapa seriusnya dokter-dokter saat itu menangani pasien pengidap opium (pecandu). Hal itu mereka buktikan dengan membuat buku yang bekerja sama dengan kalangan zending (misionaris agama Protestan) berjudul Tekstboektje behoorende bij de anti-opium film “Rawana”.


Dalam buku tersebut, mereka mengambil contoh kondisi sebuah rumah sakit di Bandung yang memang sejak 1970 mulai banyaknya penyelundupan opium ke karesidenan Priangan dari karesidenan Cirebon.


Mereka mengambil judul Rawana karena menurut mereka opium itu perwujudan Dewa Rawana yang identik dengan dewa perusak. Dalam buku tersebut dijabarkan bagaimana pengaruh opium kepada kesehatan yang mana fisik nyeri di kemudian hari dan kesehatan mental seperti menangis karena tidak bisa lepas dari opium.


Mengatasi hal tersebut, pihak rumah sakit melakukan operasi dan pembimbingan moral kepada pecandu. Pembimbingan moral nampaknya sudah digalakkan sejak dahulu seperti sekarang ini. Melalui bantuan misionaris yang berkunjung ke rumah sakit di Bandung yang menjadi salah satu basis rehabilitasi pecandu opium.


25 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page