Oleh: Dedi
Selain secara agama, pernikahan juga dilakukan serta digelar secara tradisi tergantung dimana atau darimana masing-masing pengantin berada. Tetapi beberapa tradisi pernikahan berikut ini, menurut penulis di luar dari sebuah tradisi pernikahan pada umumnya dan terkesan unik.
Tradisi Pernikahan 'Blackening' (Skotlandia)
Di Skotlandia, ada satu tradisi pernikahan unik dan agak menjijikkan yang sering disebut dengan 'blackening' (menghitamkan).Dalam tradisi ini, pasangan yang akan menikah disiram dengan benda-benda bau oleh keluarga dan teman-teman dari kedua belah pihak.
Mulai dari telur, bangkai ikan, makanan busuk, susu basi, lumpur, dan tepung. Lalu, keduanya akan diikat di pohon setelah dilumuri kotoran. Konon, tradisi ini dilakukan dengan maksud membuang segala macam kesialan sekaligus melatih mental si calon pengantin.
Dengan melewati rasa malu yang sangat besar itu, kedua pengantin diharapan bisa mengatasi semua cobaan dalam kehidupan berumah tangga
Tradisi Unik Menikahi Pohon (India)
Secara turun temurun, masyarakat India percaya bahwa perempuan yang hendak menikah terlebih dahulu harus dinikahkan dengan sebuah pohon pisang. Menurut kepercayaan sebagian masyarakat India, menikahi pohon dilakukan agar calon pengantin wanita terlepas dari segala keburukan dan kutukan.
Setelah 'pernikahan pohon' digelar, barulah si pengantin wanita diperbolehkan benar-benar menikah dengan pria pilihannya. Meskipun dilestarikan turun temurun, tradisi ini mendapat kritikan dari sejumlah pihak karena dianggap merendahkan wanita.
Tradisi Memukul Telapak Kaki Pengantin Pria (Korea Selatan)
Di Korea Selatan sebelum menikah, calon pengantin pria akan diikat oleh orang-orang terdekatnya. Lalu, telapak kakinya akan dipukul dengan tongkat kayu. Konon, masyarakat Korea percaya bahwa tradisi ini akan membuat si pengantin pria kuat saat malam pertama
Tradisi Menahan Buang Air Sebelum Menikah (Kalimantan, Indonesia)
Ternyata di Indonesia dengan keberagaman budaya punya tradisi pernikahan unik lainnya selain 'injak telur' dan siraman seperti di adat Jawa. Tradisi ini berlaku bagi masyarakat Tidung, Kalimantan, di mana pasangan pengantin baru dilarang masuk ke kamar mandi.
Pasangan pengantin tidak diizinkan sama sekali untuk buang air kecil maupun buang air besar selama tiga hari berturut-turut.Selama tiga hari itu pula, kedua pengantin akan diberi makanan dan minuman dengan porsi sangat minim.
Apabila aturan ini dilanggar, maka pengantin akan mendapat musibah seperti perselingkuhan atau kematian sang buah hati. Nantinya, setelah melewati masa tiga hari itu, pasangan pengantin baru pun diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.
Tradisi Mempelai Wanita Menangis Selama 30 Hari (Tiongkok)
Kebiasaan unik juga dilakukan oleh masyarakat Tujia di Tiongkok. Bagi wanita yang hendak menikah, maka dia harus menangis sebelum hari pernikahan tiba. Calon pengantin wanita harus menangis minimal satu jam setiap hari selama 30 hari (sebulan) jelang pernikahan.
Bukan tanda bersedih, tangisan ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kasih sayang dari si pengantin wanita kepada kedua orang tuanya. Kalau si pengantin wanita tidak menangis selama 30 hari sebelum menikah, maka para tamu akan memandang rendah wanita tersebut.
Tradisi Menculik Mempelai Wanita (Kirgistan)
Kebiasaan ini merupakan tradisi kuno yang masih dilakukan di beberapa negara, salah satunya Kirgistan, Mereka menyebutnya sebagai Ala Kachuu yang berarti “mengambil dan melarikan diri”.
Pria akan mengawasi perempuan lalu menculiknya, keluarga perempuan malah senang jika perempuan tersebut diculik dan bersiap mengadakan pernikahan, konon jika perempuan diculik dan menolak pernikahan dari penculik adalah beban bagi keluarga, Tradisi ini banyak yang menentang termasuk pemerintah Kirgistan, Namun di Desa-desa sana masih melakukannya.
Comments